Topologi
Kondisi topografi Kabupaten Asmat serta memiliki ketinggian antara 0 – 100 meter di atas permukaan laut. Bentang alamnya didominasi dataran rendah, memiliki kemiringan 0-8 persen. Terdiri atas pesisir, pantai berawa dan tergenang air. Wilayah bagian utara dan timur agak tinggi. Ketinggian air saat pasang surut berkisar 5 – 7 meter, air laut saat pasang masuk sampai sejauh 50 – 60 kilometer, menyebabkan beberapa tempat terintrusi air asin/air laut. Daerah bergelombang dan berbukit berada di wilayah Distrik Sawaerma, Suru Suru sampai ke Distrik Suator. Di daerah dataran rendah dan berawa dialiri oleh sungai- sungai besar seperti Sungai Wedelman, Siretz, Asuwetz, Lorenz dan Bets. Sungai-sungai tersebut memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat sebagai sarana transportasi, sumber air irigasi, tenaga listrik, air minum serta memiliki potensi perikanan dan pariwisata yang besar. Kabupaten Asmat beriklim tropis dengan musim kemarau dan penghujan nampak terpisah. Curah hujan dalam setahun rata-rata 3.000 milimeter hingga 5.000 milimeter dengan potensi hari hujan sekitar 200 hari setahun. Suhu udara rata rata pada siang hari 26∘ C dan pada malam hari 17∘ C. Curah hujan tertinggi terjadi diwilayah pedalaman, sedangkan curah hujan terendah terjadi di pesisir pantai selatan, tepatnya di Pantai Kasuari. Tingkat kelembaban udara cukup tinggi karena dipengaruhi oleh iklim tropis basah. Kelembabannya berkisar antara 78 persen hingga 81 persen. Suhu udara rata - rata disiang hari 26 ∘ C hingga 29 ∘ C dan pada malam hari 17 derajat selsius 20 ∘ C.

Wilayah Kabupaten Asmat berada di atas daratan yang lembek karena dilalui sungai besar. Karena letaknya di dataran rendah dan tepian sungai maka sepanjang tahun selalu ada genangan air. Setiap hari juga terjadi pasang surut karena letaknya dekat dengan muara sungai yang berhubungan dengan laut lepas. Seluruh wilayah Kabupaten Asmat berada pada ketinggian antara 0-100 meter di atas permukaan laut.
Ketinggian air pada saat keadaan pasang dan surut berkisar antara 5-7 meter dimana pada saat air pasang dari laut masuk hingga sejauh 50-60 kilometer wilayah daratan dan beberapa tempat di wilayah pesisir telah mengalami intrusi air asin/air laut. Daerah bergelombang dan berbukit di Kabupaten Asmat berada di Distrik Sawa Erma hingga Distrik Suator. Pada daerah dataran rendah yang berawa, banyak wilayah yang dialiri oleh sungai-sungai besar seperti Sungai Wedelman, Siretz, Asuwetz, Lorenz, dan Betz. Sungai-sungai tersebut memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat sebagai sarana transportasi, sumber irigasi, tenaga listrik, air minum serta memiliki potensi perikanan dan pariwisata yang besar.
Kelompok Kubah Gambut terbentuk dari endapan organik yang berasal dari endapan permukaan muda dan tua. Secara umum ketebalan gambut akan meningkat semakin jauh dari sungai. Dengan pengendalian tata air yang baik, daerah ini sebenarnya memiliki potensi untuk perkebunan. Namun, miskinnya kandungan hara dapat menjadi penghambat utama. Kelompok Alluvial terbentuk dari endapan alluvial sungai dan terletak di sepanjang jalur-jalur aliran sungai. Pada umumnya daerah tersebut cukup potensial untuk lahan persawahan, tentunya dengan memperhatikan jalur hijau yang harus dipertahankan. Kelompok Tektonik/Struktural terjadi karena adanya proses pembentukan lahan yang disebabkan oleh adanya proses endogen seperti proses pengangkatan, penurunan dan pelipatan kerak bumi. Contoh dari bentuk lahan asal struktural adalah pegunungan lipatan, pegunungan patahan, dan pegunungan kubah.






.png)
.png)
